
Beberapa tahun lalu,
sebuah tabloid yang mengkhususkan diri dalam liputan soal intelijen yang memuat
pola operasi intelijen Barat di Indonesia. Pola yang diungkap terutama Central
Intelligence Agency alias CIA milik Barat. Konon ada tiga lapis pola operasi
intelijen.
Lapis pertama, Ring A,
berisi para agen yang berkedok sebagai diplomat dan staf resmi Kedubes AS di
Jakarta serta beberapa konsulat jenderal di daerah. Intel yang termasuk dalam
kategori Ring A ini jelas warga Amerika. Mereka agen yang di rekrut dan di
latih. Kelas mereka tak sekedar agen, kebanyakan memiliki kapasitas pengendali
agen atau biasa disebut agen handler. Tugas mereka terutama merekrut dan mengendalikan agen dan aset di wilayah
kerjanya. Tak heran jika mereka mengundang makan dan kongkow para pemimpin
redaksi nasional, itu bagian dari tugas mereka menggalangi dukungan bagi
Washington.
Lapisan Kedua, Ring B
yang berisi agen atau aset yang berkedok sebagai pebisnis, birokrat, atau
akademisi. Orangnya bisa jadi bule Amerika bisa juga pribumi sawo matang. Kedok
bisnis dan tugas akademik , sebagai dosen atau peneliti atau dosen, membuat
mereka bisa menembus lapisan birokrasi dan mempengaruhi kebjikan di Indonesia.
Jangan heran kalau ada pejabat setingkat menteri gigih betul membela
kepentingan AS di Nusantara. Tawaran bagi mereka yang mau direkrut pada Ring B
sangat menggiurkan. Yang birokrat karirnya akan melesat. Akademisi akan
mendapatkan beasiswa penuh dengan gelar tertingginya. Pengusaha ? Proyek-proyek
besar menunggu perusahaannya untuk kucuran dana. Syaratnya satu, mendukung dan
mempromosikan kepentingan AS dan sekutu terdekatnya, Israel. Merekalah Lobi AS
Israel di Indonesia yang eksis jauh sebelum IIPAC berdiri di Jakarta.
Lapisan Ketika, Ring C
adalah lapisan yang direkrut dari kalangan peneliti, wartawan, aktivis lembaga
swadaya masyarakat. Tugas mereka beragam dari mengumpulkan data geografis dn
ekonomi hingga memetakan jaringan aktivis muslim yang dituding teoris. Tak perlu
kaget jika internasional crisis groupnya sidney jones begitu ketat menganalisa
sumber informasi muslim khususnya, mereka tak perlu untuk blusukan cukup dengan
agen intel untuk mengumulkan data.
Ring C inilah ujung
gurita intelijen yang bersentuhan langsung dengan para aktivis Muslim hari ini.
Mereka menjadi penyadap informasi, penggembos keyakinan dan pengubah arah
perjuangan para mujahid Islam. Tak sekedar mengumpulkan info mereka juga
menjalankan misi deradikalisasi dan liberalisasi.
Bagaimana menelusuri
jejak mereka ? Bob Woodward dan CarlBernstein, dua wartawan investigasi Amerika
yang sukses membongkar skandal watergate dan berujung terjungkalnya Presiden
Nixon, mengajarkan resep sederhana. Follow the money, telusuuri darimana
pendanaan proyek mereka, siapa donatur lembaganya. Niscaya akan ketawan untuk
siapa mereka bekerja.
Referensi
Togar.Majalah An-Najah.
Ring C. Edisi 71. Ramadhan 1432H/Agustus 2011. Halaman 61-63
Dr. Muhammad Abbas.2002.Bukan
Perang Terhadap Islam. Maktabah Madbuli
Komentar
Posting Komentar