“Telah tampak kerusakan di darat
dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan
kepada mereka sbagian dari (akhirat) perbuatan mereka , agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).” Qs. Ar- Rum :41.
Dari mana akan mulai? Dan mau
kemana?
Sedangkan disini melihat tubuh
Islam yang terbungkus dan terikat. Manakah lukanya yang paling parah, manakah
pendarahannya yang paling deras, manakah diantara semua itu yang paling
mengerikan. Sungguh terkoyak menyaksikan derita yang dialami umat manusia ini.
Menyaksikan pembantaian dimana mana, kematian demi kematian, kedzaliman demi
kedzaliman, dan kelaparan demi kelaparan yang terjadi akibat tindakan semena
mana para kaum zionis dan kafir. Lebih herannya, ketika mengetahui bahwa semua
tindakan semena mena ini bukan saja diakibatkan oleh sifat para negara kafir,
melainkan karena sikap bodoh orang-orang yang dizalimi juga.
Iman
dan Islam bukan sekedar pengakuan semacam itu. Ya, bukan itu. Iman tidak bisa
terwujud kecuali dengan keimanan kepada rubbubiyah, uluhiyyah, serta asma wa
sifat Allah secara lengkap.Setan sama seperti kita mengakui rububiyah Allah,
tetapi ia menolak sebagaimana kaum modernis-sekuler untuk mengimani bahwa Rabb
tersebut juga merupakan Ilah yang harus diibadahi. Bahwa orang orang yaang
mempercayai rububiyah Allah, tapi tidak mempercayai uluhiyah-NYA INILAH yang
saat ini membuat berwenang membuat kriteria kriteria keislaman umat Islam.
Merekalah yang berwenang menetapkan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh,
berdasarkan Tatanan Dunia Baru, bukan berdasarkan halal haram. Untuk itu, tak
jarang bahwa mereka berislam namun sejatinya mereka fobia dengan syariat
syariat yang mengekang dengan hawa nafsu mereka.
Islamphobia
Islamofobia
adalah rasa takut, kebencian, dan permusuhan yang berlebihan terhadap Islam dan
Muslim yang diabadikan melalui stereotip negatif yang mengakibatkan bias,
diskriminasi, dan marginalisasi serta pengucilan umat Islam dari kehidupan
sosial, politik, dan kewarganegaraan. Islamofobia bukan sekadar ketakutan.
Beberapa orang secara sengaja mengembangkannya dan menggunakannya sebagai
strategi politik. Islamofobia tidak terjadi begitu saja. Ia bisa memberikan
uang dan kekuasaan kepada orang yang mendapatkan keuntungan atasnya.
Islamofobia tidak terjadi secara tiba-tiba. Ia tidak terjadi hanya pasca
peristiwa 11 September, namun ia memiliki akar sejarah yang panjang dan
mendalam di belakangnya. Peristiwa 11 September, meningkatnya migrasi Muslim ke
Barat pada akhir abad ke-20, dan serangan teror di Eropa menjadi pemicu dari
sebuah epidemi kebencian terhadap Islam yang mengakar di Barat. Hari ini, Islam
dan Muslim senantiasa mendominasi headline negatif di media mainstream.
Serangan teror selalu dialamatkan kepada Islam sebagai tertuduh. Islam dan
Muslim selalu dianggap bersalah, sampai terbukti sebaliknya. Islam lebih
dipandang sebagai penyebab dibanding sebagai konteks dalam radikalisme,
ekstremisme, dan terorisme. Menjadikan Islam sebagai kambing hitam cenderung
lebih simple, dibanding mempertimbangkan inti masalah politik dan keluhan yang
menggema di dunia Islam, yaitu kegagalan pemerintah di negeri Muslim, kebijakan
luar negeri Amerika Serikat, dukungan Barat terhadap rezim otoriter, invasi dan
penjajahan di negeri Muslim, atau dukungan terhadap penjajahan Israel di
Palestina. Saat ini, kita telah mencapai tahap di mana umat Islam secara
keseluruhan dan Islam itu sendiri dianggap sebagai ancaman dan berpotensi menjadi
penjahat (K.Mustarom, 2017).
Persoalan
bukankah karena kita memusuhi mereka. Persoalannya adalah karena mereka
memusuhi kita. Persoalan bukanlah karena kita memaksakan nilai nilai kita
kepada mereka, tetapi,persoalannya adalah mereka hendak memaksakan kakafiran
dan dosa kepada kita. Jika kita tidak kafir, maka kita akan menjadi musuh bagi
modernisme yang merupakan fondasi peradaban Barat, karena itu mereka harus
mengobarkan Perang Salib terhadap kita. Ini perang terhadap islam yang tidak
dideklarasikan. Ya, itulah hakikat yang hendak disembunyikan oleh para penguasa
kita dari penglihatan kita, sehingga yang terlihat dimata kita adalah sentimen
ras yang anti islam belum pernah terjadi kecuali sesuadah 11 September. Semua
itu merupakan kebohongan dan cerita dusta. Saya tidak menjelaskan detail
disini, karena banyak kebohongan yang masuk dari sisi intelejen, politik,
dll. Sentimen anti Islam telah ada sejak
1400 tahun lalu, ketika Bryzantium dikejutkan oleh pesatnya perkembangan islam
yang masuk berbondong bondong. Orang orang Bryzantium takut bila islam tersebar
ditengah tengah kota mereka maka ia mengarang cerita dan dan mengerahkan ribuan
pastor, pendeta, dan misionaris untuk manakut nakuti oarang- orang Bryzantium
dengan islam dan membuat cerita palsu untuk mencemarkannya. Upaya-upaya yang
dilakukan secara kontinyu ini dilakukan tidak berhenti sesaatpun. Kebusukan yang lahir hingga seribu tahun
lamanya terus bertumbuh busuk bersamaan dengan bangsa Romawi.
Mari kita simak, Pandangan orang
barat mengenai kurikulum resmi yang
ditetapkan Oleh Departmen Pendidikan
Prancis terhadap orang orang Arab dan
Muslim kepada para siswanya di eropa.
“Manusia Muslim adalah manusia pengecut, penakut, terbelakang , bodoh, lemah akal, nista, miskin, dan tidak bermoral, serba kurang; Jika ia bukan musuh, pastilah pengkhianat; Jika ia bukan pengungsi di suatu tempat , pastilah mereka penduduk kota kota dari kaleng; Pengembala kambing di padang sahara atau pemburu binatang. Orang-orang Muslim dan Arab adalah orang orang kafir, musuh pengkhianat, tidak bisa dipercaya, orang-orang yang gagal dan kalah, orang orang terpinggirkan, diliputi rasa takut, miskin, hidup dalam kekurangan, karena tuhan mereka adalah tuhan yang kikir. Adapun tuhan orang orang barat adalah tuhan yang dermawan melimpahkan airyang melimpah kepada mereka. Hubungan antara orang muslim dengan orang lain hubungan permusahan yang berbahaya, ketika mereka terlepas dari kekuasaan, karena mereka akan berubah menjadi musuh musuh berbahaya setelah sebelumnya menjadi orang orang yang tulus dan setia, tetapi ketika mereka tidak lagi dikuasai akan berubah menjadi pemberontak,buas, penghancur, atau bahkan penumpah darah. Mereka adalah suku-suku yang jahat dari Badwi yang sangat haus darah. Orang –orang barat adalah tuan, sedangkan orang-orang muslim adalah pelayan, pencuri, peramal, orang-orang yang mempercayai hantu, nista, gagal, tidak bisa bersikap wajar terhadap realitas, reaktif perampok, pembunuh serta takut mati sehingga ia menyerahdan mati tanpa dibunuh. Mereka sama sekali tidak mempunyai sikap positif, Mereka kalau tidak pemalas dan reaktif adalah tentara yaang suka berperang dan merampok, orang-orang takut yang selalu mengancam musuh, lalri terbirit birit setelah kalah. Nasib buruk yang mereka nantikan adalah mati fisik, tunduk, meyerah, atau melarikan diri. Kadang-kadang mereka berperang dengan gagah berani, tetapi mereka pasti kalah. Kadang-kadang mereka menimbulkan rasa belas kasihan, tetapi takdir dan keberuntungan selalu tidak memihak mereka. Mereka adalah pribadi-pribadi yang diatur untuk kalah, gagal, dan tunduk. Mereka orang yang hobi perang, kekanak kanakan, dan orang-orang terasing, sekalipun mereka berada di dalam negeri mereka sendiri. Mereka selalu dalam hubungan kontradiktif dengan orang lain, dimana takdir dan tabiat selalu bersatu untuk memushi mereka, kemudian mereka kan mendapati diri mereka memiliki sifat sifat jahat atau memusuhi orang-orang baik, selalu bermusuhan diantara mereka. Mreka orang orang lemah yang meminta perlindungan dan melarikan diri. Karakter hubungan dengan mereka adalah konflik, permusuhan, perasaan rendah diri. Mereka adalah musuh atau orang yang tunduk. ”
“Manusia Muslim adalah manusia pengecut, penakut, terbelakang , bodoh, lemah akal, nista, miskin, dan tidak bermoral, serba kurang; Jika ia bukan musuh, pastilah pengkhianat; Jika ia bukan pengungsi di suatu tempat , pastilah mereka penduduk kota kota dari kaleng; Pengembala kambing di padang sahara atau pemburu binatang. Orang-orang Muslim dan Arab adalah orang orang kafir, musuh pengkhianat, tidak bisa dipercaya, orang-orang yang gagal dan kalah, orang orang terpinggirkan, diliputi rasa takut, miskin, hidup dalam kekurangan, karena tuhan mereka adalah tuhan yang kikir. Adapun tuhan orang orang barat adalah tuhan yang dermawan melimpahkan airyang melimpah kepada mereka. Hubungan antara orang muslim dengan orang lain hubungan permusahan yang berbahaya, ketika mereka terlepas dari kekuasaan, karena mereka akan berubah menjadi musuh musuh berbahaya setelah sebelumnya menjadi orang orang yang tulus dan setia, tetapi ketika mereka tidak lagi dikuasai akan berubah menjadi pemberontak,buas, penghancur, atau bahkan penumpah darah. Mereka adalah suku-suku yang jahat dari Badwi yang sangat haus darah. Orang –orang barat adalah tuan, sedangkan orang-orang muslim adalah pelayan, pencuri, peramal, orang-orang yang mempercayai hantu, nista, gagal, tidak bisa bersikap wajar terhadap realitas, reaktif perampok, pembunuh serta takut mati sehingga ia menyerahdan mati tanpa dibunuh. Mereka sama sekali tidak mempunyai sikap positif, Mereka kalau tidak pemalas dan reaktif adalah tentara yaang suka berperang dan merampok, orang-orang takut yang selalu mengancam musuh, lalri terbirit birit setelah kalah. Nasib buruk yang mereka nantikan adalah mati fisik, tunduk, meyerah, atau melarikan diri. Kadang-kadang mereka berperang dengan gagah berani, tetapi mereka pasti kalah. Kadang-kadang mereka menimbulkan rasa belas kasihan, tetapi takdir dan keberuntungan selalu tidak memihak mereka. Mereka adalah pribadi-pribadi yang diatur untuk kalah, gagal, dan tunduk. Mereka orang yang hobi perang, kekanak kanakan, dan orang-orang terasing, sekalipun mereka berada di dalam negeri mereka sendiri. Mereka selalu dalam hubungan kontradiktif dengan orang lain, dimana takdir dan tabiat selalu bersatu untuk memushi mereka, kemudian mereka kan mendapati diri mereka memiliki sifat sifat jahat atau memusuhi orang-orang baik, selalu bermusuhan diantara mereka. Mreka orang orang lemah yang meminta perlindungan dan melarikan diri. Karakter hubungan dengan mereka adalah konflik, permusuhan, perasaan rendah diri. Mereka adalah musuh atau orang yang tunduk. ”
Sifat-sifat
ini semua bukannya terdapat dalam masa-masa prasejarah, dizaman pertengahan,
bahkan juga tidak diawal atau pertengan abad keduapuluh, melainkan sifat-sifat
orang-orang Arab yang dipelajari oleh para siswa Prancis di berbagai jenjang
sekolah mereka. Jadi Pandangan Barat terhadap kita, selama beberapa abad adalah
sama. Maka jelas, di dalam Al Qur’an ;”
Orang-orang yahudi dan orang-orang Nasrani tidak akan rela kepadamu, sampai
kamu mengikuti gama mereka , , ,.”
Maka,
sampai disini kita paham bagaimana para negara kufar ikut andil dalam campur
tangan setiap kejanggalan kejadian-kejadian yang mengatas namakan teroris yaitu
islam. Pada dasarnya, dibalik semua itu
mereka sudah merencanakan dengan rapi dan berbagai macam strategis untuk
memutar balikkan fakta dan mengkambing hitamkan agama islam. Disinilah, mereka
bermain konsprirasi dan perang pemikiran kepada dunia seolah-olah dalang semua
ini dilakukan oleh islam. Untuk itu, Islamphobia terjadi baik dikalangan muslim
maupun non muslim.
Referensi:
Buku:
1. Bukan, Tapi Perang terhadap Islam
2. Al Islam wa I-Akhir
3. Pemerintah Bayangan
4. New World Order
Buku:
1. Bukan, Tapi Perang terhadap Islam
2. Al Islam wa I-Akhir
3. Pemerintah Bayangan
4. New World Order
Komentar
Posting Komentar