Asma’ Binti Yazid bin As Sakan. Seorang wanita Anshar yang
pemberani, teguh pendirian, ahli hadits, mujahidah dan orator ulung. Termasuk
wanita yang berbai’at pada tahun pertama hijriyah. Suatu ketka ia di utus oleh
wanita untuk bertanya kepada Rasulullah. Maka ia datang pada Rasulullah dan
berkata,” Wahai Rasulullah, aku adalah utusan dari sekelompok wanita kepadamu.
Apa yang akan kutanyakan sama dengan
pertanyaan mereka dan pendapat mereka samadengan pendapatku. Sesungguhnya Allah
telah mengutusmu kepada seluruh kaum laki-laki dan kaum wanita, maka kami
beriman dan mengikutimu. Akan tetapi, kami kaum wanita terbatas geraknya. Kami
hanyalah sebagai tiang penyangga rumah tangga, tempat penyaluran syahwat
laki-laki dan yang mengandung anak-anak mereka. Sedangkan kaum laki-laki
memperoleh keutamaan dengan diperintahkannya melakukan shalat berjama’ah,
mengantarkan jenazah, dan berjihad dimedan perang. Jika kaum laki-laki keluar
untuk berperang, kamilah yang menjaga harta-harta mereka dan mengasuh anak-anak
mereka. Oleh karena itu, apakah kami bisa mengimbangi pahala mereka?”
Mendengar pertanyaan seperti itu, Rasulullah lalu menoleh
kepada para sahabat yang ada didekatnya, lalu bertanya “ Pernahkah kalian
mendngarpertanyaan wanita lain tentang ini. Rasulullah bersabda, “ kembalilah
engkau wahai asma dan beritahukan kepada kaum wanita yang mengutusmu bahwa
perlakuan baik salah seorang dari kalian kepada suaminya, usahanya mencari
keridhaan suaminya dan ketaatan keda suaminyadapat menyamai pahala dari amal
laki-laki yang engkau sebutkan tadi.”
Hikmah apa dari kisah Asma’ diatas?
Sungguh betapa besar peran seorang wanita; ketaatannya
kepada suami,menjaga harta, kehormatan, mendidik anak-anak serta
pekerjaan-pekerjaan lainnya yang selama ini dianggap sepele oleh umumnya
masyarakat.
Peran di rumah mendidik, membesarkan , dan mengasuh anak
mulai dikhawatirkan barat. Barat
menarasikan peran ibulah yang akan menyemai benih-benih keislaman yang dianggap
barat dengan ide radikal dan ekstimis. Tak heran, barat sangat berambisi
memisahkan ibu dari habitat aslinya yaitu rumah tangga sebagai ibu, mengasuh,
mendidik anak-anaknya. Dampaknya wanita sekarang lebih senang berada diluar
rumah dengan segala gemerlapnya duniawi dan perlahan-lahan meninggalkan fitroh
mereka untuk mendidik dan membesarkan anak-anaknya.
Sayangnya, narasi permusuhan barat tidak dipahami dengan
baik oleh kaum muslimah. Mereka tidak sadar menjadikan sasaran orang-orang
kafir. Dijauhkan oleh keluargadan anak-anak. Disenangkan dengan karir di luar
rumah. Diberikan image yang baik sebagai wanita sukses, sementara ia tinggalkan
tugas sesungguhnya, mengasuh, membesarkan dan mendidik anak. Ketaatan kepada
suami dianggap hina dan merendahkan derajat kewanitaan.
Wahai Muslimah! Sadarlah! Tugas kalian adalah mencetak
generasi unggul. Generasi yang meneruskan dakwah risalah Rasul dan Nabi.
Generasi yang mengemban misi dakwah untuk membumikan islam dalam kehidupan
sehari-hari.
Wahai muslimah, Sadarlah! Tugas kalian adalah membantu suami
untuk berjuang dijalan Allah. Bukan untuk bertebaran dipasar-pasar, mal,
tempat-tempat hiburan. Bukan bersolek
didepan umum dengan berlenggak lenggok mengumbar paras kecantikanmu yang
diberikan Allah.
Wahai muslimah, sadarlah! Tugas kalian adalah melahirkan
genarasi Khalid bin Walid yang berjuang
gagah berani menghadapi musuh, disaat kaum muslimin hilang keberaniannya.
Wahai muslimah, tugas kalian adlah menghadirgan sholahudin
al ayubi bagi anak-anakmu. Pemuda yang gagah berani menumbangkan keangkuhan
musuh. Merebut kembali Palestina dengan Al-Aqsa.
Wahai Muslimah, hari ini islam butuh wanita-wanita yang
tangguh. Generasi-genarasi yang koohmelawan kedzoliman. Generasi yang membawa
risalah islam kembali jaya. Islam butuh pula manusia yang berjuang di jalannya.
Menolong wanita-wanita yang tergores kehormatannya. Bukan wanita-wanita yang
hanya menurutkan hawa nafsu, mengumbar syahwat, terlena dengan dunia, dan
bermegah-megahan untuk kesenangan sesaat.
Wahai Muslimah, Bangkitlah! Jadilah wanita-wanita hebat.
Engkau adalah madrasah bagi anak-anakmu. Di tanganmu, tumbuh harapan generasi
ini. Lahirkan sholahuddin-sholahuddin untuk membebaskan kaum muslimin dari
cengkraman orag-orang kafir. Jangan biarkan kaum muslimin terjajah dalam
kehinaan. Darimulah obor kemenangan. Bangkitlah wahai Muslimah.
Resumer: PramudyaZeen
Sumber: Elhakimi, Bangkitlah Wahai Muslimah, Majalah
An-Najah – Edisi 150, Mei 2018
Komentar
Posting Komentar